Pemaparan Singkat Dampak Positif dan Negatif Internet

Internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di seluruh dunia. Jaringan ini meliputi jutaan pesawat komputer yang terhubung satu dengan yang lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon (baik kabel maupun gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yang dibutuhkan. Untuk bergabung dalam jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program aplikasi serta bank data yang menyediakan informasi dan data yang dapat di akses oleh pihak lain yang tergabung dalam internet.

Sejalan dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi internet juga semakin maju. Pada tahun 1999, jumlah komputer yang telah dihubungkan dengan internet di seluruh dunia mencapai lebih dari 40 juta dan jumlah ini terus bertambah setiap hari. Di bawah ini akan dipaparkan dampak-dampak positif maupun negatif dari penggunaan internet.

Dampak Positif:
1. Internet sebagai media komunikasi
2. Media pertukaran data dengan melalui situs-situs Web
3. Media untuk mencari dan memperoleh informasi data secara cepat dan akurat
4. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan, dan lain-lain.

Dampak Negatif:
1. Porno grafi
2. Penipuan
3. perjudian
4. Konsumtif, dan lain-lain.

Itulah pemaparan singkat dari dampak positif dan negatif pengunaan internet dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai insan yang berpendidikan dan berakhlak mestinya kita dapat memanfaatkan tehnologi ini degan sebaik mungkin.




By: Ega Putra

Read More..

GANYANG MALAISYA

Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat.

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!


By: Kutipan pidato presiden Soekarno

Read More..

Kepemimpinan Pemuda Untuk Indonesia Masa Depan

Berpuluh tahun bangsa Indonesia telah melalui kemerdekaannya , namun perubahan menuju masyarakat yang sejahtera seakan masih menjadi sebuah jalan panjang yang tak tahu kepastiannya. Bergantinya rezim pemerintahan dari masa ke masa seolah hanya menjadi sebuah rutinitas sakral dan ajang pertunjukan kekuasaan yang sudah mendarah daging. Kesejahteraan masyarakat yang menjadi cita-cita utama perubahan hanya menjadi janji-janji belaka yang kosong akan kebenarannya atau bisa dikatakan pemasaran dengan tujuan laris di pemilihan umum guna merebut kekuasaan dan kedudukan.

Bangsa mana yang akan mengatakan masyarakatnya sejahtera jika tingkat kemiskinan mencapai 13,33 persen dengan jumlah penduduk miskin hingga 31 juta orang, ini adalah sebuah kegagalan yang dibiarkan atau kasarnya disengaja. Kemiskinan semakin meningkat akibat ulah para penguasa yang mana meraka adalah para pemimpin di negeri ini, mereka telah menorehkan tinta hitam dengan menjadikan Negara kita Indonesia sebagai Negara nomor satu paling korup di dunia

Sebagai generasi muda, kami menginginkan sebuah perubahan yang mendasar, perubahan yang komprehensif dan substantif, meliputi seluruh bidang kehidupan dan sisi normatif bagi seluruh masyarakat. Bukan sekedar perubahan yang sifatnya parsial dan hanya menjadi solusi sesaat, yang pada akhirnya akan kembali melahirkan masalah-masalah baru. Seperti hutang Negara kita kepada bank dunia yang sedemikian besar hingga mencapai angka Rp.250 triliun, mereka mengatakan ini adalah sebuah solusi padahal hutang-hutang itu akan menjadi beban bagi kami generasi di masa depan.

para pemuda yang sedianya bersungguh-sungguh dalam melakukan perubahan. Seorang pemuda diharapkan mampu berperan aktif sebagai kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan bagi para pemuda masa kini yang sering disebut sebagai calon pemimpin bangsa masa depan. Pemuda yang di maksud adalah mahasiswa yang sedianya dikenal sebagai kalangan intelektual. Mahasiswa merupakan tingkatan dimana seseorang itu telah mampu menemukan jati diri atau pematangan diri. Sehingga pada tahapan ini proses pendidikan atau wawasan yang di terima sangat menentukan bagi masa depan mereka.

Tentu hal mendasar yang harus diupayakan adalah melatih dan menanamkan karakter kepemimpinan mulai dari sekarang. Karena jiwa kepemimpinan dikalangan pemuda saat ini masih menjadi sebuah masalah dan tuntutan yang harus terus diasah dan ditingkatkan kualitasnya selain basis keilmuan/kompetensinya. pemimpin yang memegang peranan bukanlah orang-orang karbitan yang langsung jadi pemimpin dalam sehari seperti kebanyakan sekarang ini, yang tanpa melalui tahapan-tahapan pendewasaan moral, kearifan intelektual dan kapasitas kebijakan kemudian melakukan perbuatan hina dengan mencuri uang Negara, menjual aset kepada asing dan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya.

Oleh karenanya, seorang pemuda tidak boleh berpangku tangan tanpa ada partisipasi dalam mewujudkan agenda perubahan bangsa ini. Belajar dan bergerak merupakan indikator kebaikan hidup bagi seorang pemuda. Karena semua yang belajar dan bergerak akan mendatangkan kebaikan dan perubahan. Tuntutan bagi para pemuda untuk bergerak dikarenakan bahwa pemuda adalah sosok yang energik dan memiliki semangat intelektual. Kemudian sebagai entitas masyarakat, pemuda juga berusaha kritis terhadap kondisi masyarakatnya dan berusaha mengungkapkan realitas dan fakta-fakta yang terjadi di masyarakat, dan menyampaikan langsung kepada para penguasa dan mampu mengambil kebijakan. Pada akhirnya pemuda menjadi tumpuan bagi masyarakat untuk terus menyuarakan perubahan dalam hal kebaikan.

seorang pemuda atau mahasiswa yang ingin belajar tentang kepemimpinan haruslah memulai dengan bergabung disebuah organisasi baik itu organisasi kemahasiswaan maupun masyarakat. Hal ini dibutuhkan sebagai upaya menguatkan pola pikir dan integritas serta mengasah jiwa kepemimpinan mulai sekarang. Dapat dikatakan berorganisasi bagi seorang calon pemimpin bangsa adalah bersifat permanen, bukan kondisional, karena organisasi merupakan mikrokosmos atau dunia kecil yang dengannya kita mampu mempelajari dan mengkaji lebih jauh menuju tatanan masyarakat yang nyata. Terlebih dalam konteks masyarakat yang telah mengglobal seperti sekarang ini dimana suara kolektif adalah lebih powerfull dibandingkan suara individu per-individu. Sehingga keberadaan seorang dalam sebuah LSM, Ormas, Orpol, Perhimpunan Profesi akan lebih memiliki nilai yang lebih manakala mereka mewacanakan sebuah kebijakan ataupun opini publik dibandingkan secara individu. Sehingga pada tahapan ini di harapkan akan lahir Sumber daya manusia yang unggul , dimana mereka bukan hanya orang-orang intelektual yang berprestasi tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan karena untuk menjadi seorang pemimpin di tingkat daerah, nasional, kawasan maupun internasional setidaknya dibutuhkan orang yang memiliki kompetensi dan berjiwa kepemimpinan.

Akhirnya Hal tersebut dapat kita capai jika generasi bangsa hari ini menyadari sepenuhnya bahwa di tangannyalah perubahan itu akan terwujud. Serta keterlibatan pemerintah dalam memberikan fasilitas baik yang sifatnya pelayanan, penyadaran, pengembangan, kemitraan maupun penghargaan turut menentukan perubahan ini. Kemudian yang terakhir, dengan kapasitas yang dimiliki oleh pemuda tersebut diharapkan mampu membawa dirinya menjadi figur teladan di masyarakat, sehingga masyarakat akan percaya bahwa merekalah yang pantas dan sanggup memimpin Indonesia masa depan.



By: Ega Putra

Read More..

Sejarah Lambang Burung Garuda

Burung garuda merupakan lambang negara Indonesia, dalam penulisan ini penulis berusaha memaparkan tentang sejarah penciptaan lambang tersebut.

Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.Dia lah Sultan Hamid II yang berasal dari Pontianak. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara, dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR RIS adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.

Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhineka Tunggal Ika”.

Tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.

Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila. Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “tidak berjambul” seperti bentuk sekarang ini. Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS.

Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk final gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk final rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

Namun rakyat Indonesia masih belum banyak yang mengetahui tentang sejarah penciptaan lambang burung garuda tersebut.


By: Ega Putra

Read More..

Budaya Membaca di Indonesia

Budaya membaca rakyat Indonesia memang cukup memprihatinkan, padahal salah satu kunci kemajuan sebuah bangsa terletak pada tumbuh suburnya budaya membaca dikalangan asyarakat. Pada negara-negara maju budaya membaca telah mengokoh dan mendarah daging. Coba kita lihat di tempat-tempat umum banyak kita jumpai orang membaca. Sementara di Indonesia fenomena ini jarang sekali kita temui, nampaknya budaya membaca masih terlalu elitis dan idealis.

Persoalan rendahnya minat baca masyarakat Indonesia memang telah menjadi perbincangan dan keprihatinan. Dengan kondisi semacam ini terlalu berat bagi bangsa Indonesia untuk bisa berkompetisi dengan bangsa lain. Kompetisi global membutuhkan kualitas SDM yang kompetitif.

Berkaitan dengan kondisi yang semacam ini, berbagai usaha telah dilakukan pemerintah demi menumbuhkan minat baca masyarakat. Mulai dari menyediakan anggaran pendanaan buku murah, hingga seminar, namun fakta menunjukkan bahwa sampai saat ini belum banyak perubahan yang signifikan dalam hal minat baca.

Masih sangat jauh dari harapan, rasanya masih terlalu jauh untuk mengkomparasikanminat baca masyarakat Indonesia dengan masyarakat negara lain. Berkaitan dengan usaha meningkatkan minat baca, maka akar solusinya bisa dilacak dari komunitas yang paling dasar, yakni keluarga. Oleh karena itu, keluarga menjadi dasar pendidikan yang bisa mencontohkan budaya membaca. Selain dari keluarga lingkungan juga berpengaruh besar dalam hal ini.

Pada kedua lingkungan ini seharusnya ditanamkan kesadaran dan minat membaca. Disini anak-anak dibangun spiritnya mengenai arti dan makna penting membaca dalam kehidupan. Membaca bukan sebuah kegiatan yang sia-sia tanpa arti, tetapi membaca merupakan salah satu kunci untuk membuka jendela pengetahuan. Dengan membaca orang akan mampu mewujudkan segenap idealitas hidupnya. Mungkin pendidika formal seseorang tidak terlalu tinggi tapi bisa jadi dia akan memiliki wawasan pengetahuan dan kemampuan yang melebihi mereka yang menempuh pendidikan formal yang tinggi sekalipun. Hal ini sangat mungkin terjadi bila seseorang memiliki tradisi membaca yang kuat.

Dalam negara kita membaca memang sangat minim, tetapi saat ini pemerintah telah berusaha semaksimal mungkin demi menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia. Sadarkah kita dengan kondisi yang semacam ini yang hanya bisa membodohkan bangsa, mulai saat ini kita tumbuhkan budaya membaca yang dimulai dari diri kita sendiri dan keluarga dekat kita demi kebutuhan diri kita akan pengetahuan.


By: Ega Putra

Read More..
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme